
Pernah dapat yang namanya “kritikan”?? Kritik atau masukan adalah sesuatu yang ngak akan terlepas dalam kehidupan sehari-hari. Setiap kita pasti pernah menerima yang namanya masukan. Dari mulai gaya berpakaian, gaya bicara, cara makan dan lain-lain.
Kritik itu seperti secangkir kopi. Ketika kita mulai kehilangan konsentrasi karena lelah, kopi adalah salah satu alternatif untuk membuat kita terjaga. Ketika supir taxi kita mulai mengantuk, yang pertama terlintas dipikiran kita adalah membelikan dia secangkir kopi. Meskipun rasanya pahit tapi manfaat kopi itu membatu membuat kita tetap terjaga.
Sama halnya dengan kritikan. Ketika kita mungkin sedang melakukan hal yang kurang tepat, kritikan membantu kita untuk mengambil waktu mengkoreksi diri kita sendiri agar kedepannya kita menjadi orang yang lebih baik lagi.
So kalau kritik itu baik, kenapa kritik itu selalu disejajarkan dengan sesuatu yang negatif?? Hari ini kita akan membahas dari sisi orang yang MEMBERI kritik.
Kritik itu tidak identik dengan kata-kata pedas, yang menusuk hati atau bahkan yang merobek jiwa. Tapi poinnya adalah kadang dari yang member kritik tidak tahu cara meyampaikan kritik atau masukan yang benar. Cara kita menyampaikan kritik akan mempengaruhi respon orang lain.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat kita hendak memberikan kritikan:
1. Perhatikan siapa yang akan kita beri masukan.
Yang diperlukan antara lain: hubungan kita dengan orang itu, latar belakang, jenis kelamin, karakter dasar orang tersebut.
Hubungan yang dimaksud misalnya keluarga, teman, rekan kerja, dll. Cara memberi masukan kepada teman dengan orang tua pasti berbeda. Usia juga menjadi salah satu faktor pertimbangan. Rata-rata yang berusia dibawah 20 tahun lebih mudah menerima kritikan dibandingkan dengan yang berusia 20 tahun keatas.
Latar belakang orang tersebut. Misalnya, dari segi latar belakang pendidikan, pekerjaan, dll. Kenapa hal ini diperhatikan? Latar belakang mempengaruhi kalimat-kalimat yang akan kita utarakan. Misalnya cara berkomunikasi dengan orang yang mengenyam bangku SD berbeda dengan yang S2.
Pria dan wanita adalah dua tipe yang sangat berbeda. Umumnya pria memiliki sisi superior yang membuat mereka sedikit sulit menerima kritikan. Wanita memiliki sisi sosial yang tinggi membuat mereka menjadi sosok yang bisa menerima pandangan orang lain.
2. Cara memberi kritikan.
Seperti halnya kopi, untuk menetralisir rasanya yang pahit, maka ditambahkan gula ataupun susu. Gula ataupun susu tersebut tidak menghilangkan khasiat kopi tetapi memberikan rasa yang berbeda.
Ada pepatah yang mengatakan “Satu kritikan sama dengan tiga pujian”. Jadi kita harus benar-benar matang sebelum memberi kritik. Mulailah dengan memberi pujian dulu. Kemudian gunakanlah kata-kata yang tepat. Dan tetap dibawa relax. Misalnya cara ngomong temen kita yang kasar, “Wah, kata-katanya nancep nich. Hati gw ampe berdarah.. Waakakkaa. ”
Bahasa tubuh kita juga mempengaruhi. Cara kita berdiri, melipat tangan, tatapan mata, jarak berbicara tanpa kita sadari mempengaruhi orang lain. Hal ini sering disebut komunikasi non verbal.
Terakhir yang paling penting dari semuanya adalah motivasi kita. Kalau dasar memberi masukan adalah untuk menjadikan orang itu lebih baik, maka secara otomatis akan teraplikasi dalam kata-kata yang kita gunakan, body language dan lain sebagainya.