
Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan dan “cara”. Kebutuhan yang dimaksud adalah kebutuhan dasar manusia akan tempat tinggal, rasa aman dan tempat berkumpul. Yang dimaksud dengan “cara” adalah cara untuk mengaktualisasikan diri. Karya Arsitektur banyak memadukan simbol politik dan budaya. Rumah tinggal di daerah Grogol dengan daerah Pantai Indah Kapuk sangat berbeda. Meskipun fungsinya sama, tetapi pemaknaan yang diberikan sangat berbeda. Rumah di daerah Pantai Indah Kapuk menunjukkan keadaan ekonomi pemilik rumah tersebut yang dianalogikan orang kalangan berada. Hal ini terlihat dari design rumah, luas tanah, ketinggian pagar, dll.
Arsitektur jaman dahulu banyak berbicara soal simbol/makna non fisik. Lebih berkaitan dengan falsafah dibandingkan dengan fungsi. Candi Borobudur dimana memiliki pemakanaan yang dalam mengenai manusia dalam mencari kesempurnaan. Lantai bawah candi Borobudur banyak berisi relief mengenai penderitaan manusia sebelum mencapai kesempurnaan, Semakin ke atas, relief mulai berkurang dan di puncak atas terdapat patung Buddha yang tidak sempurna. Hal-hal tersebut dimaksudkan bahwa manusia berjuang untuk sempurna. Semakin keatas, manusia dipercaya bahwa sulit untuk mencapai kesempurnaan sehingga semua patung Buddha tidak ada yang sempurna. Selain bangunan, arsitektur kawasan dan jaringan kota kerap kali memiliki pemaknaan yang khusus. Kerap kali hal tersebut diidentikkan dengan pemaknaan politik mengenai orang yang berkuasa pada saat kawasan atau jaringan kota itu dibangun.
Daftar Pustaka :
1. Ringkasan mata kuliah kapita selekta 28-09-2010 (Bpk Eduard Tjahjadi)
2. www.google.com
3. www.yahoo.com